Senin, 14 November 2011

mata yang tak terpejam

Kau sekuntum mawar diam-diam
Mekar dalam hati
Karena setiap detik aku mengingatmu
Bahwa ada sesuatu yang harus dikorbankan
Seperti gunung yang menyimpan bara
Laut yang terus menggemuruh
Engkau arus yang menghayutkan tubuh ke tepi pantai
Engkau kumbang yang mengawinkan serbuk bunga
Oleh sebab itu mataku tak akan terpejam dalam malam
Terus menerus mencari kata angina
Yang mendesir sampai padaku

Cinta yang  ingin kita kekalkan
Menjuntai dalam bianglala
Di sini aku melihat keleluasaan cinta
Merabah alam semesta yang membuatnya bergetar   
Atas nama butir-butir keyakinan
Bahwa mataku yang akan terpejam
Hingga aku semakin tahu
Betapa awan menyimpan hujan
Masih menurunkan sesuatu yang tak terduga

Terlalu larut pada garam kesedihan
Lantaran kerap memeluk sepi
Atas puncak-puncak sunyi yang dibangun suara
Menjelajahi laut dengan suara hujan
Seperti hujan yang selalu membawa narasi panjang
Akan keras dalam kelembutannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar