Jumat, 18 November 2011

MANAJEMEN STATEJIK

BAB I
PENDAHULUAN

PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEJIK
Manajemen Stratejik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang buat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Manajemen stratejik merupakan suatu proses yang dinamika karena ia berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap stratejik selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal selalu berubah-ubah. Dengan perkataan lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi. Hanya dengan demikianlah tujuan dan berbagai sasarannya dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan. Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan.

BAB II
PROSES MANAJEMEN STRATEJIK

CIRI-CIRI ORGANISASI BERKINERJA TINGGI
Pada dasarnya manajemen yang berhasil mengelola organisasi dibedakan dengan mereka untuk menjadikan organisasi yang dipimpinya menjadi organiosasi berkinerja tinggi. Cirri-ciri utama organisasi berkinerja tinggi antara lain :

1.      Organisasi berkinerja tinggi mempunyai arah yang jelas untuk ditempuhnya.
2.      Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan dan keterampilan tinggi disertai oleh semangat kewirausahaan
3.      Pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat komitmen kuat pada suatu rencana aaksi stratejik, yaitu rencana aksi yang diharapkan membuahkan keuntungan financial yang merumuskan dan yang memempatkan organisasi pada posisi bersaing yang dapat diandalkan.
4.      Orientasi suatu perusahaan bekinerja tinggi adalah “hasil” dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektivitas dan produktivitas yang meningkat.
5.      Salah satu sifat penting yang dimili,ki oleh para manajer yang berhasil ialah kesediaannya membuat komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan dan berupaya bersama seluruh komponen organisasi lainnya agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan.
TAHAP-TAHAP DALAM PROSES MANAJEMEN STRATEJIK
Bahwa proses manajemen stratejik terdiri dari berbagai tahap, penulis berpendapat bahwa terdapat duabelas tahap yang lumrah dilalui dalam proses manajemen stratejik yaitu:
1.                  Perumusan misi organisasi
2.                  Penentuan profil organisasi
3.                  Analisis dan pilihan stratejik
4.                  Penetapan sasaran jangka panjang
5.                  Penentuan strategi induk
6.                  Penentuan strategi operasional
7.                  Penentuan sasaran jangka pendek, seperti sasaran tahunan
8.                  Perumusan kebijaksanaan
9.                  Pelembagaan strategi
10.              Penciptaan sistem pengawasan
11.              Penciptaan sistem penilaian
12.              Penciptaan sistem umpan balik
Tahap-tahap inilah yang menjadikan pembahasan selanjutnya dalam bab ini.




BAB III
PERUMUSAN MISI UNTUK DIEMBAN

PENGERTIAN MISI
Misi ialah maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan sekaligus membedakannya dari organisasi lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis. Misi merupakan suatu bentuk pernyataaan umum tetapi bersifat lestari oleh manajen puncak yang mengandung niat organisasi yang bersangkutan.
Hal-hal yang ingin dicapai melalui rumusan misi seperti uraiankan di muka antara lain ialah:

1.      Dengan rumusan misi yang tepat, di kalangan para anggota organisasi terdapat kesamaan persepsi tentang maksud keberadaan oirganisasi yang bersangkutan.
2.      Dengan rumusan misi yang baik, dasar kuat diletakkan untuk motivasi penggunaan sumber daya, sarana, prasarana, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh perusahaan secara efesien dan efektif.
3.      Di muka telah dikatakan bahwa dalam rumusan misi seyoginya tergambar skala prioritas yang dianut oleh para pengambil keputusan stratejik.
4.      Dengan rumusan misi yang baik, sudah harus terdapat “petunjuk” tentang iklim organisasi yang bagaimana akan ditumbuhkan, dikembangkan dan di perihara dalam organisasi.
5.      Misi yang dirumuskan dan diproyeksikan secara tepat akan sangat bermanfaat bagi mereka yang mempunyai wawasan yang sama dengan manajemen organisasi sebagai bahan pertimbangan meniti karier.
6.      Misi bukanlah suatu hal yang “berdiri sendiri’ karena ia “digali” dari tujuan yang ingin dicapai dan diikuti oleh berbagai langkah dalam proses manajemen stratejik. Artinya, rumusan misi harus memnpermudah pemilihan dan penggunaan tipe dan struktur organisasi tertentu yang pada giliranya menggambarkan berbagai hal, seperti :
Ø  Besaran organisasi yang tepat
Ø  Pembagian tugas yang jelas
Ø  Penciptaan keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
Ø  Pola sentralisasi versus desentralisasi dalam penmgambilan keputusan
Ø  Kesatuan arah
Ø  Rentang kendali
Ø  Diversifikasi versus konsentrasi produk
Ø  Jenis teknologi yang akan dimanfaatkan dan
Ø  Bentuk-bentuk spesialisasi pengetahuan dan keterampilan para anggota organisasi
7.      Misi yang dirumuskan dengan tepat mengindentifikasikan secara umum hal-hal yang diinginkan dicapai dan memungkinkan penerjemahan hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga operasionalisasi berbagai kegiatan dan hasilnya dapat diukur dan dikendalikan berdasarkan berbagai criteria yang rasional dan objektif seperti kreteria biaya, waktu, tenaga dan sarana prasarana yang dimanfaatkan.

PERUMUSAN MISI DAN CAKUPANNYA
Pada umunnya, sumber ide dalam perumusan misi suatu perusahaan ditelusuri pada keyakinan, keinginan, dan cita-cita pendirinya. Artinya, ketika seorang wirausahawan memutuskan mendirikan satu badan usaha, ia barangkali dalam bentuk yang masih sangat umum telah mempunyai pandangan dalam bidang apa perusahaan yang akan didirikannya itu akan bergerak dan bagaimana ia akan mengelolah perusahaan tersebut. Pandangan tersebut menyangkut berbagai hal yaitu:
1.      Jika seorang usahawan memutuskan untuk menyisihkan sebagian kekayaanya untuk dijadikan  modal perusahaan, serta merta dalam pikirannya terbayang bahwa perusahaan akan menghasilakan produk tertentu baik dalam bentuk barang maupun jasa yang manfaatnya akan melebihi atau paling sedikit sama dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut
2.      Dalam mendirikan perusahaan, seorang usahawan biasanya sudah memperoleh gambaran tentang produk apa yang akan dihasilkannya.
3.      Usahawan yang cekatan biasanya juga jeli dalam memanfaatkan peluang dalam pemanfaatan teknologi dalam menghasilkan barang atau jasa pilihannya sedemikian rupa, sehingga produk perusahaan tersebut mampu bersaing baik dalam arti mutu maupun harga.
4.      Dapat dipastikan bahwa wirausawan ketika mendirikan perusahaan bercita-cita bahwa apabila ia berkerja keras, didukung  oleh berbagai pihak seperti para karyawan maupun menghasilkan produk dengan mutu tinggi dan dengan manfaat dari produk tersebut.
5.      Dalam pikiran usahawan yang bersangkutan tergambar filsafat bisnis yang akan diterapkan sedemikian rupa sehingga mampu meraih kepercayaan berbagai pihak yang diharapkan bersedia memberikan dukungan demi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Apabila akan dilakukan perumusan misi yang baru yang digali dari rumusan semula delapan hal yang harus semakin jelas terlihat, dipahami dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan organisasi yaitu:
a.       Konsumen dan pasar yang menjadi sasaran
b.      Jasa pelayanan yang akan diberikan
c.       Wilayah operasi perusahaan
d.      Teknologi yang akan dimanfaatkan
e.       Pemantapan keberadaan organisasi
f.       Filsafat bisnis yang akan diterapkan
g.      Pengenalan jati diri periusahaan secara mantap
h.      Citra perusahaan yang ingin diproyeksikan ke masyarakat luas.



BAB IV
PENGENALAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

LINGKUNGAN EKSTERNAL YANG “JAUH”
Pengenalan lingkungan eksternal secara tepat semakin  penting karena jumlah factor-faktor yang berpengaruh itu tidak pernah konstan melainkan selalu berubah, intensitas dampaknya beranmeka ragam, ada factor-faktor eksternal yang merupakan “kejutan” yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis ‘SWOT” dilakukan, kondisi eksternal itu berada di luar kemapuan organisasi untuk mengendalikan. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “jauh” meliputi faktor-faktor ekonomi, politik, social, teknologi dan industri, factor-faktor eksternal tersebut dikatakan jauh karena factor-faktor tersebut bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan akan tetapi mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam organisasi (perusahaan) tersebut.
1.      Pertimbangan-pertimbangan Ekonomi
Yang dimaksudkan dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi ialah berbagai factor dibidang ekonomi dalam lingkungan mana suatu perusahaan bergerak atau beroperasi. Tanpa mamasuki beberapa teori ekonomi yang rumit itu secara mendalam, mudah, memamahami bahwa sungguh banyak segi-segi perekonomian yang mau tidak mau harus mempertimbangkan dan memperhitungkan hal-hal yang akan disoroti berikut ini mencakup :
a.       Perkembangan global dibidang ekonomi
b.      Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan
c.       Kehadiran korporasi multinasional
d.      “kejutan” di bidang energy dan
e.       Pendanaan
2.      Fakor-faktor Politik
Salah satu definisi klasik tentang politik mengatakan bahwa politik adalah kiat untuk mengetahui siapa dapat apa dan bilamana menggunakan definisi tersebut sebagai titik tolak untuk memahami factor-faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis antara lain berarti bahwa para pengambi keputusan stratejik perlu memahami pencaturan kekuatan dan pengaruh yang terjadi dalam suatu masyarakat bangsa di lingkungan mana ia bergerak termasuk pencaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi di kalangan para politisi dan para negarawan.
3.      Faktor-faktor Sosial
Tidak dapat disangkal bahwa manusia selalu berupaya untuk melakukan penyesuaian tertentu terhadap tuntunan social yang selalu berubah itu. Lkarena penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan itu, terjadi  pula perubahan dalam sikap tentang makna kehidupan, yang biasanya tewrcermin pada berbagai hal seperti ini :
a.       Pandangan tentang pemanfaatan waktu senggang
b.      Gaya memilih dan menggunkan busana
c.       Penggunaan produk yang sedang trendy
d.      Bahan bacaan yang disenangi
e.       Bentuk hiburan yang diminati
f.       Pola interaksi dalam keluarga, seperti antara suami dan istri, antara orang tua dan anak-anaknya
g.      Prefensi sekolah dan bidang ilmu yang ditekuni
h.      Makna kehidupan kakaryaan
4.      Faktor Teknologi
5.      Factor Pemasok
6.      Factor pembeli
7.      Factor produk substitusi
8.      Factor persaingan
LINGKUNGAN EKSTERNAL YANG “DEKAT”
Factor-faktor lingkungan eksternal yang dekat berangkat dari asumsi dasar bahwa satu perusahaan dihadapkan pada suasana persaingan yang, seperti telah ditekankan di muka, bukan hanya bersifat semakin tajam, akan tetapi juga ada kalanya terjadi dalam iklim tidak sehat. Agar kendali dan pengaruh tersebut terwujud dan semakin efektif, para pengambilan keputusan stratejik perlu memberikan perhatian pada factor-faktor seperti kedudukan kompetitif perusahaan yang bersangkutan, profil para pelanggan, perilaku pembeli, factor pemasok, factor penyandang dana dan situasi pasaran kerja sebagai factor lingkungan. Karena npengaruhnya yang lansung dalam menghadapi persaingan, factor-faktor tersebut ada kalanya disebut sebagai lingkungan persaingan atau lingkungan operasional.
BAB V
PENTINGNYA ANALISIS INTERNAL PERUSAHAAN SEBAGAI INSTRUMEN MENCIPTAKAN PROFIL

PENGEMBANGAN PROFIL PERUSAHAAN
Yang dimaksud dengan profil perusahaan adalah penentuan kompetensi dan kelemahan perusahaan yang sifatnya stratejik atau menentukan. Penentuan profil suatu perusahaan dilakukan dengan mengidenfikasikan dan kemudian menilai factor-faktor internal yang bersifat stratejik tersebut. Pada dasarnya ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengidentifikasikan dan menilai factor-faktor internal yaitu pendekatan fungsi dan pendekatan analisis rincian operasioanal.
a.      Pendekata fungsi
Pendekatan fungsi berupaya mengidentifikasikan dan menilai factor-faktor internal nyang mencakup kemampuan perusahaan. Keterbatasannya dan cirri-cirinya yang biasanya dikategorisasikan pada (1) posisi pasar, (2) keuangan dan akunting, (3) produksi yang berarti aspek teknis dan operasional perusahaan, (4) sumber daya manusia dan (5) struktur organisasi dan manajemen.
b.      Pendekatan analisis rincian operasional
Salah satu sasaran penting dari analisis rincian operasional ialah agar para pengambil keputusan stratejik dalam perusahaan semakin mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut. Di sampoing itu, melalui analisis rincian operasional  akan lebih terjamin bahwa setiap langkah yang diambil secara operasional,  berakibat pada “nilai tambah” bagi perusahaan. Dalam melakukan rincian operasional, biasanya dua hal yang menjadi sorotan perhatian ialah pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok dan kegiatan-kegiatan penunjang, terutama yang sifatnya stratejik bagi perusahaan yang bersangkutan.   













BAB VI
PERUMUSAN SASARAN JANGKA PANJANG DAN STRATEGI INDUK

PENENTUAN SASARAN JANGKA PANJANG
Bukan sebagai tujuan akan tetapi sebagai motif kerja dan sebagai alat pengukur apakah perusahaan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak yang berkepentingan atau tidak. Dengan demikian, orientasi harus dikaitkan dengan orientasi pertumbuhan perusahaan untuk kurun waktu yang panjang di masa depan. Para pakar manajemen stratejik pada umumnya menekankan bahwa ada tujuh wilayah pengelolaan bisnis yang perlu mendapat perhatian dalam menentukan sasaran jangka panjang yaitu : (1) perolehan keuntungan, (2) produktivitas, (3) posisi yang kompetitif, (4) pengembangan sumber daya manusia, (5) hubungan industrial yang serasi, (6) keunggulan di bidang teknologi, (7) tanggung jawab social perusahaan.
1.      Perolehan keuntungan
Perolehan keuntungan yang maksimal dalam jangka pendek bukanlah merupakan suatu stratejik bisnis yang tepat. Jika perolehan keuntungan maksimal untuk jangka pendek yang merupakan stratejik bisnis, maka tidak mustahil manajemen akan mencari berbagai jalan pintas untuk mencapai sasaran tersebut.


2.      Produktivitas
Perusahaan yang ingin bertumbuh dan berkembang selalu berupaya meningkatkan produktivitas kerja berbagai sistem dalam organisasi tersebut. Termasuk sistem manajemen, sistem fungsional, dan system operasional. Bukan merupakan hal yang baru apabila dikatakan bahwa yang dimaksud  dengan produktivitas ialah terdapatnya korelasi terbaik antara masukan dan luaran. artinya, suatu system dapat dikatakan produktif  apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar.
3.      Posisi Kompetitif
Memelihara posisi yang kompetitif bukanlah hal yang mudah dan menyangkut banyak segi manajemen perusahaan. Pada analisis terakhir, posisi kompetitif suatu perusahaan dilihat dari volume penjualan produk yang dipasarkannya dan pangsa pasar yang dikuasainya. Berarti bahwa produk yang dihasilkan dan dilemparkan kepasar harus memenuhi berbagai persyaratan seperti :
a.      Nutu produk yang sesuai dengan tuntutan pengguna
b.      Harga yang oleh para pengguna dianggap wajar dan terjangkau
c.      Sesuai dengan selera pemakai dalam arti dari segi kemutakhiran mengikuti mode dengan perkembangan zaman
d.     Mampu memenuhi sebagian kebutuhan pengguna
e.      Kemudahan dalam pembeli dengan system kredit apabila diinginkan
f.       Jaminan pelayanan suku cadang dalam hal diperlukan perbaikan
g.      Pelayanan   purna jual yang dapat diandalkan
4.      Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan unsure dan asset perusahaan yang paling penting. Artinya semakin disadari bahwa manusia tidak boleh diperlakukan sebagai salah satu alat-alat produksi yang lain. Berkarya dewasa ini dikaitkan dengan pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai insan politik, insan ekonomi, insan social dan sebagai individu yang memiliki jadi diri yang khas.
5.      Keunggulan Teknologi
Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa untuk meningkatkan efesiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, suatu perusahaan tidak punya pilihan lain kecuali memanfaatkan berbagai kemajuan dan terobosan yang terjadi dibidang teknologi. Dalam strategi jangka panjang, para perumus strategi perusahaan biasanya menyatakan apakah perusahaan ingin memperoleh dan mempertahankan keunggulan teknologikal dengan segala implikasinya ataukah puas sekedar menjadi pengikut dalam pemanfaatan berbagai kemajuan dan terobosan teknologikal yang dilakukan oleh pihak lain.
6.      Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab social perusahaan tidak terbatas kepada para pengguna produk yang dihasilkannya, akan tetapi juga pada berbagai pihak yang berkepentingan eksternal.



STRATEGI INDUK 
Para pakar menggunakan bebgai istilah untuk strategi induk seperti “grand strategy” atau “master strategi” atau “business strategy” dalam bahasa inggris pada dasarnya yang dimaksud ialah suatu pendekatan umum yang bersifat komprehensif atau menyeluruh yang berperan sebagai penuntun kegiatan umum suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.
Dalam kaitan ini kiranya menarik dan relevan untuk menekankan bahwa perumusan strategi induk sesungguhnya merupakan salah satu bentuk pengambilan keputusan sebagai suatu metode untuk memecahkan permasalahaan yang dihadapi oleh suatu organisasi, dalam hal ini suatu perusahaan. Dalam teori pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah terdapat tujuh langkah yang biasanya diambil yaitu :

a.       Mengidefinisikan hakikat permasalahan yang dihadapi dan mengundang pemecahan
b.      Mengumpulkan data yang relevan
c.       Menganalisis data
d.      Menentukan berbagai alternative ang mungkin ditempuh
e.       Menganalisis berbagai altenatif
f.       Memilih salah satu alternatif
g.      Pelaksanaan keputusan
h.      Evaluasi hasil pelaksanaan

BAB VII
ANALISI YANG BERSIFAT STRATEJIK DAN PEMILIHAN ALTERNATIF

PENDEKATAN LAIN DALAM ANALISIS STRATEJIK
Pengalaman banyak perusahaan menunjukan bahwa factor-faktor stratejik yang tergolong kekuatan satuan bisnis antara lain adalah :
a.       Pangsa pasar yang dikuasai
b.      Marjin keuntungan yang diraih
c.       Kemampuan yang bersaing
d.      Pemamahaman preferensi dan prilaku para pengguna produk satuan bisnis tertentu
e.       Pengetahuan yang mendalam tentang situasi pasar
f.       Posisi kompetitif
g.      Keunggulan di bidang teknologi yang dimanfaatkan dalam proses produksi
h.      Caliber maanajemen pada semua tingkat, mulai dari tingkat manajemen puncak hingga pada tingkat penyelia.
Factor-faktor yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai menarik tidaknya satu sector industri tertentu untuk dimasuki, antara lain :
a.       Pertumbuhan pasar sekarang dan potensi perkembangannya masa depan
b.      Besaran keuntungan yang diperkirakan dapat diraih
c.       Besaran industri atau sector industri yang bersangkutan
d.      Sifat persaingan yang akan dihadapi
e.       Sifat pasar, apakah musiman atau siklikal
f.       Penguasaan teknologi yang diperlukan
g.      Kondisi social budaya yang secara domina  berlangsung di masyarakat
h.      f actor-faktor lingkungan eksternal yang harus dihadapi
i.        ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang harus di perhatikan dan ditaati
j.        tersedia tidaknya sumber daya manusia yang diperlukan dan yang secara kualitatif memenuhi persyaratan.
Setelah berbagai factor tersebut diidentifikasikan, langkah selanjutnya ialah menentukan posisi setiap satuan bisnis dalam kisi-kisi dengan menetapkan bobot setiap factor yang terdapat dalam dua dimensi yang telah disebutkan di muka.
Untuk mengukur daya tarik satu sector industri, misalnya apa yang dilakukan oleh penentu strategi perusahaan ialah sebagai berikut :
1.      memilih factor-faktor yang mendukung
2.      menentukan bobot setiap factor yang menjadi daya tarik memasuki sector industri tertentu
3.      bobot yang diberikan mencerminkan persepsi tentang pentingnya satu factor tertentu dibandingkan dengan factor-faktor lain.
4.      Meramalkan kondisi masa depan yang menguntungkan atau merugikan bagi factor-faktor tersebut
5.      Penciptaan suatu skala yang mengambarkan system pembobotan yang digunakan.

PEMILIHAN STRATEGI DASAR PADA TINGKAT SATUAN BISNIS
1.      ANALISIS SWOT
SWOT merupakan akronomi untuk kata-kata “strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), threaths (ancaman). Factor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu sedangkan peluang dan ancaman merupakan factor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis yang bersangkutan.
Factor-faktor berupa kekuatan. Yang dimaksud dengan factor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompotensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampiran, produk andalah dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh bidang-bidang keunggulan itu antara lain ialah kekuatan pada sumber keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas, pengguna produk, dan kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan.
Factor-faktor kelemahan. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampiran, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
Factor-faktor peluang. Definisi sederhana tentang peluang ialah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara lain ialah :
a.       Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk
b.      Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian
c.       Perubahan dalam kondisi persaingan
d.      Perubahan dalam peraturan perundangan-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha
e.       Hubungan dengan para pembeli yang akrab dan
f.       Hubungan dengan pemasok  yang harmonis
Factor ancaman pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan  demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah factor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun dimasa depan. Berbagai contohnya antara lain adalah :
a.       Masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis
b.      Pertumbuhan pasar yang lamban
c.       Meningkatkan posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan
d.      Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk tertentu
e.       Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai
f.      Perubahan dalam peraturan perundang-undang yang sifatnya restriktif









BAB VIII
OPERASIONALISASI STRATEGI


PERUMUSAN SASARAN TAHUNAN
Sasaran operasional tahunan dimaksudkan harus merupakan rincian dari dan berkaitan dengan sasaran jangka panjang yang ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan mencapai berbagai sasaran operasional tahunan sangat penting ditinjau dari tiga kepentingan yaitu : (a) lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh, dalam arti cakupan seluruh perusahaan dan satuan-satuan bisnis yang terdapat didalamnya, (b) meletakkan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau kinerja organisasi, dan (c) sebagai alat pemicu bagi manajemen puncak agar mereka sadar tentang kemungkinan timbulnya permasalahan karena adanya bidang-bidang kegiatan tertentu yang tidak membuahkan hasil pada tingkat yang diharapkan.
CIRI-CIRI BERBAGAI SASARAN OPERASIONAL TAHUNAN
Yang dimaksud dengan sasran operasional tahunan ialah pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan dicapai oleh bagian-bagian satuan bisnis sebagai sumbangsihnya kepada pencapaian strategi dasar yang telah ditetapkan. Pernyataan dimaksud harus bersifat spesifik dab dapat diukur. Tugas merumuskan sasaran operasional tahunan tersebut bukanlah merupakan tugas yang mudah, baik dalam arti pemikiran yang diperlukan maupun dalam perumusannya. Oleh karena itu agar benar-benar mampu memberikan sumbangan yang menentukan berbagai sasaran tahunan itu tiga hal perlu mendapat perhatian yaitu:  (a) cirri-ciri  sasaran tahunan terutama disoroti dari dua hal, yakni keterkaitan dengan berbagai sasaran jangka panjang dan sasaran tahunan yang terintegrasi dan terkoordinasikan. (b) konsistensi dalam sasaran tahunan yang tercermin pada adanya tolak ukur dan skala prioritas yang jelas serta dinyatakan seacara tajam (c) berbagai manfaat yang dapat dipetik karena adanya sasaran tahunan.
Salah satu mekanisme yang sering digunakan untuk menciptakan iklim intergritas dan koordinasi yang mantap ialah dengan melibatkan para manajer yang terkait dalam proses perencanaan dan penyusunan program kerja bagi berbagai satuan kerja yang dalam upaya mencapai sasaran tahunannya harus berkerja sama sebagai tuntunan interdependasi, interrelasi dan interaksi yang memang tidak dapat dielakan. Keterlibatan para manajer tersebut dimaksudkan antara lain untuk :
1.      Mendiskusikan dan memutuskan informasi apa yang diperlukan
2.      Menyamakan persepsi dan asumsi yang pasda mulanya mungkin berbeda-beda
3.      Memutuskan bentuk interdependensi, interrelasi, interaksi yang harus diwujudkan
4.      Menyepakati segi-segi kinerja yang bersifat kritikal
5.      Panjang perusahaan seperti dinyatakan dalam strategi induk.


MANFAAT DARI ADANYA SASARAN TAHUNAN
Terdapat paling sedikit empat manfaat yang terdapat dipetik melalui operasioanalisasi strategi dasar yaitu :
1.      Terciptanya kejelasan tujuan yang berperan sebagai bintang penuntun bagi semua pihak dalam menunaikan kewajiban masing-masing, terlepas dari kompleksitas organisasi, besarnya, teknologi yang diterapkan, produk yang dihasilkan dan pasaran yang dimasuki.
2.      Telah dimaklumi bahwa sasaran tahunan yang tepat akan mampu menjemabatani keinginan yang telah dinyatakan dalam strategi dan kenyataan dilapangan.
3.      Pengendalian pelaksanaan strategi dasar merupakan manfaat lain yang dapat dipetik dengan adanya sasaran tahunan
4.      Telah dimaklumi bahwa para anggota organisasi, baik yang menduduki berbagai posisi manajerial dan propesional maupun mereka yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat teknis dan operasional akan termotivasi untuk menampilkan kinerja yang memuaskan apabila mereka yakin bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi, tujuan mereka pribadi pun akan turut tercapai.
PERUMUSAN DAN KOMUNIKASI KEBIJAKSANAAN
Kebijaksanaan ialah keputusan yang berperan sebagai petunjuk dalam cara berpikir dan bertindak bagi para manajer dan bawahannya dalam rangka operasionalisasi strategi organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Kebijaksanaan sangat penting peranannya sebagai pemandu kegiatan pengendalian yang diperlukan agar sasaran organisasi tercapai dengan tingkat efesiensi, efektivitas dan produktivitas yang setinggi mungkin.
Berbagai peranan kebijaksanaan dalam operasionalisasi strategi perusahaan antara lain ialah :
1.      Kebijaksanaaan menyangkut pengawasaan tidak langsung oleh manajemen puncak terhadap berbagai kegiatan operasionla dengan me
Netapkan tata cara pelaksanaan berbagai proses dan kegiatan dalam organisasinya
2.      Kebijaksanaan berperan dalam menentukan cara penanganan berbagai kegiatan yang sejenis
3.      Sebagai peraturan permainan kebijaksanaan akan sangat mempermudah pemecahan berbagai masalah yang dihadapi, terutama permasalahan yang timbul berulang kali karena berbagai pihak yang terlibat telah mempunyai pengalaman dalam menyelesaikan permasalahaan tersebut.
4.      Kebijaksanaan yang tepat sangat membantu dalam melembagakan perilaku para anggota organisasi sedemikian rupa sehingga berbagai praktek saling bertentangan dapat dikurangi karena setiap orang mengetahui dengan pasti pola perilaku yang bagaimana harus ditampilkannya serta pola kerja sama tim yang bagaimana yang harus ditumbuhkan dan dipelihara.
5.      Kebijaksanaan yang dirumuskan dengan tepat akan sangat mengurangi ketidakpastian dalam penyelesaian suatu permasalahan yang dalam kegiatan sehari-hari dialami berulang kali yang pada gilirannya akan mempelacar upaya koordinasi dalam pelaksanaan tugas.
6.      Pentingnya peranan kebijaksanaan yang dirumuskan dan ditetapkan secara tepat terlihat pula dalam upaya mengatasi kecenderungan yang mungkin terdapat dalam organisasi untuk menolak perubahan, baik pada tingkat individu maupun pada tingkat kelompok. Dikatakan sedemikian karena adanya kebijaksanaan tersebut terlihat dengan jelas : (a) arah perubahan yang akan terjadi, (b) dampaknya bagi jav=batan, fungsi, aktivitas, karier, dan penghasilan para karyawan, (c) masalah-masalah yang mungkin timbul dan bantuan yang akan diberikan oleh manajemen yang lebih tinggi untuk mengatasinya serta (d) manfaat bagi organisasi sebagai akibat perubahan yang akan terjadi itu.
7.      Kebijaksanaan yang jelas dan tepat akan memungkinkan  para manajer operasional untuk memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan berbagai permasalahaan baru yang timbul dan tidaj justru disibukkan oleh kegiatan mencari pemecahan pada masalah-masalah rutin dan repertitif yang cara pemecahannya telah ditunjukan oleh pengalaman di masa lalu dalam menyelesaikan permasalahan sejenis.
BAB IX
PELEMBAGAAN STRATEGI

STRUKTUR ORGANISASI DAN PELEMBAGAAN STRATEGI
Telah dikatakan bahwa organisasi merupakan wahana yang digunakan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran, mengemban misi dan mewujudkan suatu strategi melalui berbagai kegiatan operasional oleh sekelompok orang yang terkait secara formal dalam suatu hubungan antara orang-orang yang menduduki jabatan manajerial atau pimpinan dengan sekelompok lain yang dikenal dengan istilah bawahan yaitu mereka yang dalam hierarki organisasi tidak mempunyai anak buah dan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang murni operasional. Teori klasik tentang organisasi menekankan bahwa organisasi merupakan wadah di mana berbagai kegiatan diselenggarakan. Sementara itu teori yang lebih mutakhir menekankan bahwa organisasi, di samping sebagai wadah, juga merupakan proses interaksi antara orang-orang dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.


PRINSIP-PRINSIP DASA ORGANISASI
Seperti dimaklumi, organisasi diciptakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Agar berbagai upaya yang dilakukan terselenggara dengan tingkat efesiensi, efektivitas, dan produktivitas yang tinggi, suatu organisasi perlu dikelolah berdasarkan serangkaian prinsip tertentu. Berbagai prinsip dimaksud ialah :
1.      Kejelasan tujuan
2.      Kejelasan misi
3.      Fungsionalisasi
4.      Kejelasan aktivitas
5.      Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
6.      Pendelegasian wewenang
7.      Pembagian pekerjaan
8.      Kesatuan arah
9.      Kesatuan komando
10.  Rentang kendali
11.  Sentralisasi versus desentralisasi
12.  Departementalisasi

TIPOLOGI STRUKTUR ORGANISASI
Diketahui bahwa struktur organisasi dimaksudkan untuk mempermudah jalanya koordinasi antara berbagai satuan kerja yang terdapat dalamnya dan sebagai alat untuk mengawasi atau mengendalikan tindakan para anggotanya. Dalam upaya memilih struktur yang tepat dari berbagai tipologi struktur organisasi yang dikenal dewasa ini, pada umumnya tiga komponen yang harus dipertimbangkan, yaitu (a) kompleksitas berbagai aktivitas yang harus dilakukan, (b) tingkat formalisasi yang berlaku dan (c) penerapan konsep sentralisasi versus desentralisasi dalam pengambilan keputusan.
Kenyataan menunjukan bahwa terdapat lima tipe struktur yang dikenal dewasa ini yaitu : (a) organisasi lini, (b) organisasi lini dan staf, (c) organisasi fungsional, (d) organisasi matriks, dan (e) organisasi kepanitiaan atau adhocracy.
Organisasi lini tipe organisasi ini merupakan tipe yang paling sederhana dan paling banyak digunakan apabila :
1.      Organisasi masih kecil
2.      Jumlah karyawan masih sedikit
3.      Produk yang dihasilkan perusahaan masih sederhana
4.      Pengetahuan dan ketermapilan yang dituntut untuk memiliki para karyawan belum bersifat spesialistik
5.      Teknologi yang diterapkan mungkin belum terlalu canggih
6.      Manajemen masih dikemungkinkan melakukan kontak langsung dengan para karyawanya
7.      Biasanya pemilik perusahaan tidak pisahkan dari manajemen
Organisasi lini dan staf . makin besar suatu organisasi, cirri-cirinya pun menjadikan kebalikan dari cirri-ciri organisasi lini yang telah disinggung di muka. Dan perbedaannya tidak hanya terleta pada ciri-ciri tersebut , melainkan juga adanya deliniasi yang tegas dan jelas antara satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakanan tugas pokok dengan satuan kerja yang tanggung jawab nya ialah menyelenggarakan berbagai tugas penunjang.
Organisasi fungsional organisasi yang menggunkan astruktur fungsional sesungguhnya merupakan variasi lini dan staf.
Organisasi maktriks jika suatu organisasi menggunakan struktur maktrik yang terjadi ialah bahwa secara sadar diciptakan dua jalur kewenangan karena dalam organisasi maktriks fungsi dan produk digabungkan.

BAB X
PENGAWASAN, EVALUASI DAN UMPAN BALIK STRATEJIK

PENTINGNYA FUNGSI PENGAWASAN
Pengawasan memang dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang teselenggarankan dalam suatu organisasi didasarkan pada suatu rencana-rencana termasuk suatu strategi yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa perlu mempersoalkan pada tingkat  manajerial mana rencana tersebut disusun dan ditetapkan . pentingnya pengawasan berangkat dari kenyataan bahwa manusia penyelenggara kegiatan operasional merupakan makhluk yang tidak sempurna dan secara inheren memiliki keterbatasan, baik dalam arti interpretasi makna suartu rencana, kemampuan, pengetahuan maupun keterampiran.

TEKNIK-TEKNIK PENGAWASAN
   Berbagai teknik yang dapat digunakan antara lain :
1.      Pengamatan langsung atau orsevasi oleh manajemen untuk melihat sendiri bagaimana caranya para petugas operasional menyelenggarakan kegiatan dan menyelesaikan tugasnya.
2.      Melalui laporan baik lisan maupun tertulius dari para penyelia yang sehari-hari mengawasi secara langsung kegiatan para bawahannya.
3.      Melalui penggunaan koesioneryang respondenya adalah para pelaksana kegiatan operasional.
4.      Wawancara.
Teknik mana  yang dianggap paling efektif tergantung pada banyak factor-faktor seperti : (a) kejelasan rencana, (b) target waktu yang menentukan batas penyelesaian suatu tugas, (c) dukungan dana, (d) dukungan sarana dan prasarana kerja, (e) sifat dan bentuk penyeliaan dari para atasan langsung, (f) standar mutu hasil pekerjaan, dan (g) tingkat toleransi terhadap deviasi yang masih dapat diterima.
MANFAAT HASIL PENGAWASAN
Terlepas dari teknik mana yang dianggap paling tepat untuk digunkan, manfaat terpenting dari pengawasan ialah: (a) tersedianya bahan informasi bagi manajemen tentang situasi nyata dalam mana organisasi berada, (b) dikenlnya factor-faktor pendukung  terjadinya operasionalisasi rencana dengan efesiensi dan efektif, (c) pemahaman tentang berbagai factor yang menimbulkan kesulitan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional, (d) langkah-langkah apa yang segera dapat diambil untuk menghargai kinerja yang memuaskan dan (e) tindakan prevektif apa yang segera dapat dilakukan agar deviasi dari standar tidak terus berkelanjut.
Berbagai hal yang mendorong terwujudnya keberhasilan kelompok manajeril memainkan berbagai peranan dan melaksanakan berbagai fungsi manajerialnya antara lain adalah :

1.      Visi yang jelas tentang masa depan organisasi yang diinginkan.
2.      Wawasan yang luas
3.      Human skill yang tinggi
4.      Pengetahuan dan keterampilan yang muktahir
5.      Kemampuan bekerja secara kolaboratif dengan rekan-rekan setingkat
6.      Kewirausahaan yang tinggi
7.      Kepemimpinan yang tangguh dan dapat diandalkan
8.      Sikap yang antisipatif dan proaktif
9.      Keberanian mengambil resiko dan
10.  Komitmen besar kepada organisasi.
Dalam audit kepegawaian yang sebagai istilah dalam karya tulis ini penggunaannya sinonim dengan penilaian manajemen sumber daya manusia sasarannya adalah seluruh proses manajemen sumber daya manusia untuk menemukan informasi tentang tepat tidaknya langkah-langkah dalam proses tersebut diambil masalah apa yang dihadapi, kendala yang bagaimana yang timbul dan apakah cara-cara yang ditempuh untuk mengatasinya sudah tepat atau tidak. Berarti objek-objeknya yang dinilai termasuk :
1.      Ada tidaknya system informasi sumber daya manusia yang handal
2.      Lengkap tidaknya klasifikasi jabatan
3.      Terlaksana tidaknya analisis pekerjaan
4.      Lengkap tidaknya deskripsi tugas
5.      Ada tidaknya perencanaan keternagakerjaan
6.      Tepat tidaknya perencanaan ketenagakerjaan
7.      Proses rekrumen yang terjadi
8.      Bagaimana seleksi diselenggarakan
9.      Bentuk dan program sosialisasi bagi karyawan baru melalui orientasi
10.  Penempatan dan penugasan pegawai
11.  Kegiatan pendidikan dan pelatihan
12.  System penilaian kinerja
13.  System imbalan yang berlaku
14.  Pemeliharaan hubungan dengan karyawan
15.  Berbagai alas an dan teknik pemutusan hubungan kerja
16.  Langkah-langkah pemensiunan  karyawan yang sudah mencapai usia pension
17.  Kebijaksanaan dan kegiatan pemeriharaan hubungan industrial.